”Kita
tak bisa mengubah arah angin, tapi kita
bisa mengatur kepak sayap
kita”
Seorang dosen menjelaskan kepada
mahasiswanya, “Coba, kalian lihat gambar apakah ini?”. Semua mahasiswa mulai
menganalisis gambar yang ditampilkan di slide presentasi dosen. “Gambar, laki-laki meniup terompet”, ucap
salah seorang mahasiswa. “Gambar wajah perempuan”, kata mahasiswa yang lain.
Sang dosen pun membenarkan
jawaban kedua mahasiswa tersebut. “Semua benar, tergantung cara memandang kita
terhadap gambar tersebut, coba perhatikan gambar yang berwarna hitam, tentu kita akan melihat
dengan jelas bahwa gambar tersebut adalah gambar seorang laki-laki meniup
terompet. Tapi, coba perhatikan gambar yang berwarna putih, kita akan melihat
wajah seorang perempuan”, tutur sang dosen.
Itulah yang disebut dengan cara
pandang. Dimana kita tidak hanya memandang sesuatu hanya pada satu arah tetapi
memandang sesuatu dari berbagai arah.
Suatu ketika kita menghadapi
sebuah masalah. Namun, kita tak terpaku pada masalah tersebut sebab kita
memandang masalah itu dari sudut pandang yang lain. Orang lain mungkin
beranggapan masalah kita itu cukup sulit dan berat tetapi kita tetap terlihat
tenang dan tegar menghadapinya. Kita tetap berpikir positif terhadap suatu
masalah salah satunya karena masalah mendidik kita agar lebih dewasa.
Sama halnya seperti mahasiswa.
Sudut pandang apakah yang kita gunakan ketika kuliah? Apakah yang untuk mencari
nilai IP tinggi ataukah ada yang lain?
Mengubah sudut pandang kita
terhadap kuliah. Kuliah tak hanya semata-mata mencari nilai IP yang tinggi.
Jika kita mencari nilai IP yang tinggi
maka kuliah kita menjadi value oriented, orientasi kita kuliah hanya
kepada nilai, nilai dan nilai.
Berbagai cara
pun akan kita lakukan untuk mendapatkan nilai yang memuaskan demi mengapai
orientasi yang kuat terhadap nilai. Padahal, nilai bukanlah segala-galanya.
Meminjam kata-kata seorang dosen, “Nilai IP itu seperti pintu gerbang memasuki
dunia kerja, setelah memasuki dunia kerja maka pintu gerbang itu tidak dilewati
lagi”
.
.
Salah satu
sudut pandang yang lain yakni study
oriented yaitu orientasi kita untuk selalu belajar. Belajar disini adalah
menuntut ilmu. Menuntut ilmu apapun sesuai dengan disiplin ilmu kita
masing-masing.
Sang idola kita
pun berpesan,
“Tuntulah ilmu
hingga ke negeri Cina”
Sudut pandang study oriented akan berefek samping
kepada nilai. Jikalau kita rajin dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu
tentu kita akan mendapatkan nilai yang bagus
.
.
Ironisnya ,
sekarang ini kebanyakan mahasiswa lebih bersudut pandang pada value oriented terhadap kuliahnya.
Berbagai cara negatif dilakukan hanya untuk mengejar nilai yang tinggi. Padahal
yang sebenarnya kita kejar itu adalah ilmu bukan nilai.
Dengan berbekal
ilmu itulah kita akan menghadapi liku-liku permasalahan di dunia ini. Dengan
ilmu juga kita dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan.
Bagaimana
dengan nilai? Apakah nilai bisa membantu kita mengarungi lautan masalah? Dan
apakah nilai juga mampu memecahkannya?
Semua itu
kembali ke diri kita masing-masing dalam hal sudut pandang. Karena, kita semua
memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Tetapi, ada baiknya kita memikirkan
kembali perbandingan kebaikan dan keburukan dari sudut pandang yang sekarang
ini kita yakini.
Jikalau sudut
pandang itu lebih banyak kebaikannya maka lanjutkanlah. Tetapi, jika sudut
pandang itu lebih banyak keburukannya maka tinggalkanlah dan ubahlah sudut
pandang kita tersebut. (Aulia R)
0 komentar:
Posting Komentar