Senin, 26 Maret 2012

Puisi Kecil Sang Petualang "Penulis Berjiwa Benteng"

Karya : Aulia Rahim

Menulis...
Sebuah kata yang mudah diucapkan
Namun, sulit dilaksanakan

Menulis...
Berawal dari sejarah
Sejarah yang terulang kembali
Lewat untaian tulisan

Laksana Benteng Vredeburg yang besar
Penulis pun harus berjiwa besar
Saat kalah
Tak pantang menyerah
Saat juara
Tak langsung bangga

Begitu juga KPP kita
Menampung semua pelajar Jogja
Yang ingin berbagi ceria
Lewat tulisan dengan seribu cerita

Suka duka
Sedih bahagia
 Kita lewati bersama
 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puisi ini dibuat ketika temu anggota baru KPP (Komunitas Penulis Pelajar)  Smart Syuhada di Benteng Vredeburg pada hari Minggu, 25 Maret 2012.

Salam Senyum
Berbagi ceria lewat cerita

Yogyakarta, 26 Maret 2012, 16.55 WIB
Aulia Rahim

Kamis, 22 Maret 2012

Catatan Kecil Sang Petualang "Inilah Aku"

Aku bukanlah terlahir dari keluarga yang kaya raya apalagi punya banyak harta.
Aku hanya terlahir dari sebuah keluarga yang bermodalkan kebahagiaan untuk mengapai cita-cita. Bermodalkan impian yang akan mengubah keluargaku dalam bingkisan canda dan tawa.

Ku rindu kalian semua
Ayah, bunda
Kanda, dinda

Sungguh beruntung diriku..
Kau anugerahkan ayah yang tegar dalam menghadapi segala liku-liku dunia
Kau berikan bunda yang sabar dengan untaian doa-doanya
Kau curahkan seorang kanda yang bisa mensupportku disaat ku jatuh
Kau limpahkan seorang dinda yang bisa memahami arti kesederhanaan

Ayah, ku tahu ketika kau lepaskan kepergianku kau tinggalkan beban keuangan untuk keluarga demi impian terwujud dimasa depan kelak

Bunda, ku sadar ketika kau relakan keberangkatanku kau hiasi bibirmu dengan belaian doa-doa dan butiran air mata bahagia melihat ku suatu hari kelak akan menjadi lebih dewasa

Kanda, ku mengerti walau kita tak lama berkumpul bersama tapi kau paham akan keinginan adikmu ini untuk menggapai impiannya

Dindaku belajarlah dari semua ini kau sudah paham arti kesederhanaan sebab sejak dulu kau tak pernah mengeluh dan meminta lebih apapun itu. Walaupun teman-temanmu memilikinya tetapi kau tetap sabar dan tabah menghadapi kesederhanaan hidup

Sosok ayah bunda marilah kita contoh wahai kanda dan dinda



Ku pesembahkan untuk
Ayah
Bunda
Kanda Aulia Rahman
Dinda Ahmad Aulia Ananda


Salam senyum

Yogyakarta, 23 Maret 2012, 07.54 WIB

Aulia Rahim

Semangat Berbagi

Karya : Aulia Rahim

Aku tak punya banyak harta
Karena ku lahir di keluarga yang biasa
Aku pun tak punya banyak tenaga
Sebab ku tak mampu berbuat kuasa

Aku hanyalah seorang manusia
Yang ingin berbagi cerita
Agar kalian semua tertawa
Minimal bisa bahagia

Melepas sejenak kisah duka
Ataupun sedikit luka
Setitik senyuman pertanda
Bayangan kebahagian masih ada

Semangat berbagi
Tak akan hilang ditelan bumi
Ayo kita saling berbagi
Berbagi pengalaman yang dilewati
Dijadikan pelajaran pribadi
Untuk bisa diteladani
Semua insan Islami

Semangat berbagi
Untuk mengapai ridho Ilahi
Agar tentram dan tenang hati
Ayo kita berbagi

Yogyakarta, 23 Maret 2012, 07.33 WIB

Salam Senyum

Aulia Rahim

Bedah Buku bersama Bunda Pipiet Senja

Hari ini tidak bisa ditebak cuacanya panas atau hujan sebab dari pagi sampai siang cuaca selalu berubah kadang panas, kadang hujan. Kalau panas menjadi sebuah keberuntungan jemuran cepat kering..hee. Kalau hujan juga menjadi sebuah keberuntungan merupakan sebuah kelezatan tersendiri bagi mahasiswa yang baru pulang kuliah dengan tidur ketika hujan tapi jikalau mau berangkat kuliah hujan. Duh jadi rebet, siap-siap bawa payung, ember, sabun, shampoo, pasta gigi, en sikat gigi.Kok,kayak orang mau mandi...hohoho.

Ditengah cuaca yang cukup mendung pertanda hendak hujan. tetapi sempat hujan juga sih sebelumnya tapi hujannya cuma lewat sebentar. hahaha..

Namun, sebuah rencana Sang Maha Pembuat Rencana Terindah memberikan naungan-Nya kepada kita semua. Walaupun sempat diguyur hujan sesaat mendekati atau bahkan setelah sholat Zhuhur.

Akhirnya, cuaca mulai bersahabat. Sedikit demi sedikit kabut awan mulai menjauh dan sinar matahari semakin nampak di pelupuk mata kuman di sebarang lautan tak tampak.. Jadi pribahasa...hahaha

Pukul 14.00 kurang sedikit, kurang 1 menit apa 2 menit ya lupa..hee. Akhirnya sampai juga ke tempat bedah buku dengan menggunakan motor favorit Sang Segitiga. Setelah sampai di tempat penitipan motor (parkir). Dua kotak air mineral segera berpindah tempat dari motor menuju kantin ponpes Diponegoro.

Dari kejauhan tampaklah seorang yang sudah tidak asing lagi bagi anggota FLP. Siapakah dia??? Kita saksikan setelah pesan-pesan berikut ini.....

Mau pesan apa? Teh panas, teh dingin, teh panas dingin. apa Teh Pipiet Senja??? Hehe.. Bercanda ya Teh..pIzzz..*semoga beliau gak tau...wkwkkwk

Kembali ke cerita...

Dia adalah sang moderator bedah buku hari ini. Dengan wajah yang agak kebinggungan dia lihatkan kepada kami ketika kami menghampirinya.

Sang Segitiga mengeluarkan secarik kertas bertuliskan susunan acara. Kertas tersebut agar bisa dipahami oleh sang moderator dan sang MC. Sang MC pun menulis dengan detail susunan acara yang akan berlangsung.

Para peserta silih berganti mendaftarkan diri untuk menjadi peserta. Namun, kebanyakan peserta yang ikut santri-santri dari pondok.

Azan Asyar berkumandang. Kamis semua sholat Asyar terlebih dahulu. Kemudian mempersiapkan diri untuk memulai acara setelah shalat.

Tepat pukul 14.30 WIB, terdengar lantunan syair-syair didendangkan oleh para santri selama kurang lebih 15 menit. Setelah itu acara dimulai, dari pembukaan kemudian sambutan oleh ketua panitia kemudian membacaan ayat suci Al-Qur'an. Kebalik jadwalnya. Tapi, Alhamdulillah teratasi oleh MC..hee.

Setelah itu, masuk ke acara inti yaitu bedah buku "Orang Bilang Aku Teroris" karya Bunda Pipiet Senja dan "Catatan Cinta dari Mekkah" karya Awy Ameer Qolawun. Dua buku itu dibedah langsung oleh bunda Pipiet Senja.

Pertama, beliau menceritakan tentang pengalaman beliau ketika di bandara dengan menggunakan jilbab/kerudung yang panjang sehingga dikira penjaga bandara teroris, mengutak-atik laptop di bandara dengan gratis, hampir ditahan oleh penjaga bandara sebab penjaga bandara meminta surat undangan sebagai bukti kalau beliau sedang diundang mengisi suatu acara, pihak bandara tetap bersikukuh keras, akhirnya beliau memberikan nomor telpon pihak KBRI untuk dihubungi agar dipastikan beliau benar-benar ada undangan. Namun, pihak KBRI malah pura-pura tidak tahu dengan beliau disebabkan ada satu sebab yang menyebabkan salah satu oknum KBRI memperlakukan beliau seperti itu.. Apa lagi ya... duh kelupaan *singkatnya beli buku beliau Orang Bilang Aku Teroris..

Teroris ternyata singkatan dari Teror untuk penulis, sebab beliau selalu meneror penulis-penulis yang ada diluar negeri untuk lebih produktif dalam menulis. Singkatnya, yaitu beli buku beliau..heee

Masuk ke sesi tanya jawab (isi tanya jawab diposting oleh Shevi) pada pukul 16.30 WIB hingga 17.25 WIB kemudian dilanjutkan dengan penyerahkan kenang-kenangan untuk beliau. Ditutup dengan acara foto-foto sebagiaan peserta dengan beliau. Mumpung gratizzz.. en tak lupa membeli buku beliau yang ada di stan pembeliaan buku plus bonus mendapatkan langsung tanda tangan beliau.

Azan magrib berkumandang. Semua panitia dan teman-teman FLP pada pulang.

Itulah cerita singkat yang bisa diceritakan dan dibagikan..
Semoga bermanfaat.

Hal-hal yang baik mohon diambil dan dimanfaatkan
Hal-hal yang buruk mohon dimaafkan dan dihiraukan saja

Salam Senyum

Yogyakarta, 22 Maret 2012, 21.31 WIB

Catatan Kecil Sang Petualang "Tahun Depan Aku yang akan dimintai Tanda Tangan"

Hari ini kedua kalinya saya mengikuti bedah buku. Pertama, bedah buku "The Great Power of Mother" karya Solikhin Abu Izzuddin (penulis buku Zero to Hero) yang dibedah langsung oleh penulisnya tepatnya pada tanggal 23 Desember 2011. Kedua, bedah buku "Orang Bilang Aku Teroris" karya Pipiet Senja dan "Catatan Cinta dari Mekkah" karya Awy Ameer Qolawun dibedah oleh Bunda Pipiet Senja tepatnya hari ini. 22 Maret 2012.

Sama ketika bedah buku yang pertama ketika orang-orang meminta tanda penulis pada buku yang dia tulis. Saya berkata dengan salah satu teman saya, "Tahun depan saya yang akan dimintai tanda tangan". Itu salah satu campuk untuk saya agar bisa lebih produktif lagi dalam menulis. Entah, ketika itu apakah ada lagi yang mendengar perkataan saya itu selain teman saya tersebut. Allah pastilah Maha Mendengar perkataan hamba-Nya. Di dalam batin saya semoga ini menjadi doa tersendiri bagi diri saya.

Hari ini hal yang sama terjadi pula, ketika banyak orang-orang yang meminta tanda tangan penulis pada buku yang dia tulis. Perkataan itu keluar lagi dengan spontan. Namun, didengarkan oleh 3 orang teman atau bahkan lebih. Ketika itu, orang-orang lagi sibuk berfoto ria dengan Bunda Pipiet Senja. Saya berkata, "Tahun Depan saya yang akan dimintai tanda tangan".

Kelihatanya itu seperti sebuah kata 'menantang'. Namun, itulah doa sekaligus impian yang akan terwujudkan sebagai motivasi tersendiri dalam menulis.

Setelah dipikir. Bedah buku yang pertama tanggal 23 Desember. Bedah buku yang kedua tanggal 22 Maret. Tanggal yang cukup cantik dan berdekatan. Tetapi, pikiran saya melayang. Apakah itu pertanda tahun ini 2012 saya akan menuncurkan dua buku pada dua tanggal tersebut??

Rencana Allah yang begitu indah yang harus dilaksanankan dan ditunaikan agar keindahannya tetap bisa dinikmati oleh siapapun.

Yogyakarta, 22 Maret 2012, 20.35

Aulia Rahim

Copyright @ 2013 AULIA RAHIM.